Jumat, 11 Desember 2009

KIAMAT 21 DESEMBER 2012 HARI JUM'AT

Bingung yah sama judulnya?
Sebenarnya aq agak ragu posting artikel yang satu ini,takut ntar dikira percaya sama ramalan lagi.Tapi kalau dipikir-pikir,memang sebaiknya aq posting aja deh,soal percaya ngga' percaya itu kembali pada diri kita masing-masing.(tapi jangan berfikir kalau aq percaya banget sama yang namanya ramalan ya)



(read carefully,ya...:)
Begini.....teman-teman pernah dengarkan mengenai mitologi-mitologi setiap bangsa didunia,misalnya mitologi perdaban China,Mesir,Sumeria,Yunani,dsb.

Nah,dikisahkan didalam beberapa mitologi-mitologi tsb bahwa bumi ini pernah dilanda banjir dahsyat yang mengerikan,hampir semua peradaban-peradaban zaman dulu ada cerita tentang bencana yang satu ini,misalnya diantara lebih dari 130 suku Indian di Benua Amerika hampir tidak ada suku yang tidak memitoskan banjir dasyat sebagai topik.

Kalau mau lebih mudahnya,coba ingat-ingat Kisah Nabi Nuh (Noah).Dikisahkan didalam Al-Qur'an maupun Bible,bahwa seluruh peradaban manusia pada saat itu musnah,terkecuali bagi orang-orang yang percaya pada ajaran Alllah yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang selamat dari bencana air bah yang maha dasyat itu.



Di sekitar pedalaman kaki Gunung Himalaya, Tibet misalnya, orang-orang menjumpai sebuah suku, keturunan dan rupa mereka hampir mirip dengan orang Yunani. Konon katanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung masih hidup atas peristiwa banjir yang dahsyat itu.





Pada tahun 1986, kantor berita pemerintah Turki menyatakan bahwa 5.200 meter di atas permukaan laut puncak gunung (Ararat), telah ditemukan sebuah benda yang mirip dengan perahu Nabi Nuh yang berbentuk persegi empat, lalu mengambil gambarnya dari angkasa, dan panjang perahunya sesuai dengan yang dicatat dalam kitab suci.

Pernah beberapa waktu lalu aq sempat membaca sebuah artikel manarik,menurut penuturan dari Mister Li Hongzi (pendiri Fulun Gong/Fulun Dafa) dalam ceramah Alam Semesta-nya,Beliau menuturkan bahwa peradaban dimuka bumi ini setidaknya telah dihancurkan kurang lebih sebanyak empat kali oleh Sang Pencipta. Dan,pada saat era dimana kita hidup sekarang ini, merupakan masa kehidupan peradaban umat manusia ke-5 dibumi.

Lalu kenapa manusia bisa mengalami bencana itu? Mitologi dari setiap negara mempunyai penjelasan yang sama terhadap hal ini. Semua ini dikarenakan kemerosotan dan kebejatan manusia, lalu Sang Penguasa Alam Semesta memutuskan untuk menghukum manusia.

Mengenai penggambaran atas peristiwa dimusnahkannya beberapa peradaban-peradaban manusia masa silam ,sebenarnya bisa kita peroleh penjelasannya dari beberapa Hadist. Pernah aq membaca sebuah hadist riwayat (lupa tapi hadist riwayat siapa),disitu dikisahkan pada zaman nabi-nabi terdahulu,ada yang disebut sebagai zaman edan dan zaman apa gitu deh (intinya setiap manusia pada zaman ini kembali fitrah), sehabis zaman edan akan kembali lagi ke zaman fitrah sampai saatnya tiba alam semesta ini benar-benar akan dihancurkan secara keseluruhan.

Nah, dari isi hadist tsb dapat kita peroleh penjelasan,bahwa ketika suatu zaman dimana manusia telah menunjukkan kemerosotan moral yang luar biasa (zaman edan),Sang Penicipta memutuskan untuk mengahiri peradaban tersebut dengan mengirimkan beberapa bencana besar yang ahirnya mengakhiri kehidupan dimuka bumi pada saat itu. Hanya beberapa oranglah yang disisakan untuk memulai peradaban baru selanjutnya.Pada waktu peradaban baru ini lahir,hati orang-orang yang berhasil terselamatkan tersebut kembali dalam keadaan bersih/fitrah (setelah bertobat) karena telah disadarkan oleh rentetan bencana mengerikan yang menimpanya dimasa silam.(mohon dikoreksi lagi yah hadistnya)

Siklus seperti itu terus menurus berlangsung sampai pada masa peradaban kita saat ini (masa peradaban umat manusia ke-5/matahari ke-5). Pada saat ini,dimana tanda-tanda zaman edan telah dapat terlihat dengan begitu jelas,mungkin kembali saatnya peradaban pada saat ini harus kembali diakhiri,dan akan digantikan dengan sebuah peradaban baru yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sebelumnya.(mungkin manusia-manusia yang akan datang akan mengenal sisa-sisa peradaban kita sebagai sebuah peradaban maju yang hilang ditelan masa,seperti halnya kisah mengenai peradaban Atlantis dan Lemuria yang tenggelam dimasa silam)

Kini muncul pertanyaan,apa hubungannya peradaban ke-5 dimuka bumi ini dengan tahun 2012?



Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya/Maya Calendar yg merupakan kalender paling akurat sampe sekarang yg pernah ada di bumi.(Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M) ,mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012,tepatnya tanggal 21 Desember 2012,merupakan "End of Times". maksud dari "End of Times" itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog.

Ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah :


1. Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar)
2. Peralihan dari Zaman Pisces ke Aquarius
3. Peralihan dari Abad Silver ke Abad keemasan
4. End of Times = End of the World as we know it
5. Akan ada sebuah galactic Wave yang besar, yang memberhentikan semua kegiatan di muka bumi ini, termasuk kemusnahan manusia
6. Perubahan dari dimensi 3 ke dimensi 4, bahkan 5
7. Kehidupan manusia meningkat dari level dimensi 3, ke 4, DNA manusia meningkat dari strain 2 ke 12, sehingga manusia dapat menggunakan telepati bahkan telekinesis
8. Ada yang menyatakan tidak akan terjadi apa-apa
9. Ada yang menyatakan waktu sudah tidak akan berlaku, jadi waktu tidak linear, tetapi bisa berubah2, sesuai dengan waktu yang kita alami, karena ditemukannya mesin waktu
10. Ditemukannya mesin waktu dan stargate
11. Manusia sudah dapat melakukan transportasi ke galaxi lain, melalui stargate
12. Bangkitnya messiah, yang akan menyelamatkan manusia dari kehancuran
13. Kebangkitan Isa AS / Jesus
14. First Contact pertama kali peradaban manusia dengan Alien/UFO
15. Manusia bergabung dengan komunitas antar galaxi pertama kali, manusia = galaxy being.


Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan dimurnikan, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.

Dalam sejarah peradaban kuno dunia, bangsa Maya dikenal menguasai pengetahuan tentang ilmu falak yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, penghitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi. Kesempurnaan dan akurasi dari pada penanggalannya membuat orang takjub.

Sekelompok masyarakat yang misterius ini tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Banyak sekali pyramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka.

Para arkeolog percaya bahwa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-bukunya, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik. Tetapi sayang sekali buku-buku mereka di perpustakaan Mayan semuanya sudah dibakar oleh tentara Spanyol ketika menyerang sesudah tahun 1517. Hanya beberapa tulisan pada meja-meja dan beberapa system kalender yang membingungkan tersisa sampai sekarang.

Seorang sejarahwan Amerika, Dr. Jose Arguelles mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban bangsa ini. Ia mendalami ramalan Maya yang dibangun di atas fondasi kalender yang dibuat bangsa itu, dimana prediksi semacam ini persis seperti cara penghitungan Tiongkok, ala Zhou Yi. Kalendernya, secara garis besar menggambarkan siklus hukum benda langit dan hubungannya dengan perubahan manusia.

Dalam karya Arguelles, The Mayan Factor: Path Beyong Technology yang diterbitkan oleh Bear & Company pada 1973, disebutkan dalam penanggalan Maya tercatat bahwa sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami 'The Great Cycle' (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih.

Waktunya dari 3113 SM sampai 2012 M. Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (Galatic Beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.

Orang Maya percaya bahwa semua benda angkasa pada galaksi setelah selesai mengalami reaksi dari sinar galaksi dalam siklus besar ini, akan terjadi perubahan secara total, orang Maya menyebutnya, penyelarasan galaksi (Galatic Synchronization). Siklus besar ini dibagi menjadi 13 tahap, setiap tahap evolusi pun mempunyai catatan yang sangat mendetail. Arguelles dalam bukunya itu menggunakan banyak sekali diagram-diagram untuk menceritakan kondisi evolusi pada setiap tahap. Kemudian setiap tahap itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya.

Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini adalah periode penting sebelum masa pra-Galatic Synchronization, mereka menamakannya: The Earth Generetion Priod (Periode Regenerasi Bumi). Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi kita akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: penyelarasan galaksi.

Pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia kali ini, dalam perhitungan kalender Maya. Sesudah itu, umat manusia akan memasuki peradaban baru total yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang. Pada hari itu, tepatnya musim dingin tiba, matahari akan bergabung lagi dengan titik silang yang terbentuk akibat ekliptika (jalan matahari) dengan ekuator secara total. Saat itulah, matahari tepat berada di tengah-tengah sela sistem galaksi, atau dengan kata lain galaksi terletak di atas bumi, bagaikan membuka sebuah "Pintu Langit" saja bagi umat manusia.

Mulai 1992, bumi memasuki apa yang oleh bangsa Maya disebut 'Periode Regenerasi Bumi". Pada periode ini, Bumi dimurnikan, termasuk juga hati manusia, (ini hampir mirip ramalan orang Indian Amerika-Utara terhadap orang sekarang ini), subtansi yang tidak baik akan disingkirkan, dan substansi yang baik dan benar akan dipertahankan, akhirnya selaras dengan galaksi (alam semesta), ini adalah singkapan misteri dari gerakan sistem galaksi kita yang diperlihatkan oleh bangsa Maya.

Sejak tahun 1992 sampai 2012 nanti, bagaimana terjadi "pemurnian" dan bagaimana pula terjadi "regenerasi" pada bumi kita ini, tidak disebutkan secara detail oleh bangsa Maya. Dalam ramalan mereka pun tidak menyinggung tentang apa hal konkret yang memberikan semangat manusia untuk bangkit dari kesadaran dan bagaimana bumi mengalami permurnian, yang ditinggalkan oleh mereka kepada anak cucunya (barangkali tidak tercatat). Lantas, fenomena baru apa yang sudah bisa kita lihat sejak tahun 1992 sampai sekarang yang bisa kita kaitkan dengan ramalan bangsa Maya yang beradab itu?

Mungkin sudah diatur, bahwa kalender Maya tidak hilang dan sejarah manusia, dan harus diuraikan dengan kode oleh manusia sekarang. Namun ia tetap saja harus dilihat, apakah umat manusia yang terpesona oleh konsepsinya yang trerbentuk sesudah kelahiran dapat menembus batas-batas untuk mengingatkan dan memahami kebenaran yang melampoi sistim pengetahuan kita.

Sebenarnya,jika ditinjau dari beberapa penelitian yang telah dilakukan saat ini.Memang pada beberapa dua dasawarsa belakangan ini,bumi sedang mengalami suatu siklus yang dinamakan pembalikan daya magnet kutub.
Pembalikan daya magnet kutub adalah proses yang terjadi pada waktu kutub utara dan kutub selatan saling bertukar posisi. Ketika ini terjadi, untuk beberapa saat medan magnet bumi mencapai Gauss nol, yang berarti bumi pada waktu itu punya daya magnet nol. Ketika ini terjadi bersamaan dengan perbalikan orbit sebelas tahunan kutub matahari, masalah besar akan terjadi.

Menurut perhitungan computer Hyderabad, pembalikan kutub Bumi dan Matahari dapat mengakibatkan masalah besar selain elektronik tidak bekerja dengan semestinya, burung yang bermigrasi kehilangan haluan, dan bermacam macam:


1. Sistem ketahanan tubuh semua hewan dan termasuk manusia akan banyak melemah.
2. Lapisan luar bumi akan mengalami pertambahan gunung berapi, pergerakan tektonik, gempa bumi, dan tanah longsor.
3. Medan magnet Bumi akan melemah dan radiasi alam semesta berasal dari matahari bertambah berlipat ganda mengakibatkan bahaya radiasi seperti kanker dan sebagainya tidak dapat dihindari
4. Benda-benda angkasa akan tertarik masuk ke Bumi
5. Daya gravitasi Bumi akan mengalami perubahan meskipun tidak diketahui bagaimana ia akan berubah


Jika anda menambahkan semua skenario bencana yang mungkin terjadi, anda dapat dengan mudah mengatakan dengan kalimat sederhana ini, Bumi dapat menjadi tempat yang tidak cocok untuk ditinggali peradaban manusia pada 2012 ataupun mereka yang hidup dekat lapisan luar bumi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi pada Mars jutaan tahun yang lalu.

Mungkin benar adanya apa yang dikatakan Bangsa Maya mengenai kehancuran perdaban manusia di tahun 2012 esok,hal tersebut tentunya dapat kita lihat dari sifat-sifat manusia zaman sekarang yang tau sendirikan bagaimana moralnya,kelakuan,dll, dan alam-pun kelihatannya semakin tidak bersahabat dengan kita.

Yang lebih menarik lagi kali ini aq coba mengutip pernyataan si Mama Louren (tau kan,peramal yang suka muncul di Tipi itu lo).Kata dia,"pada tahun 2012 nanti jumlah penduduk di Indonesia ini tinggal 40%".Lalu ketika ditanya apa penyebabnya,dia menuturkan ,"pada tahun itu sebuah bencana besar akan melanda Bumi secara Global,mungkin pada setiap negara nantinya hanya menyisakan 30%-40% kehidupan untuk kembali membangun kehidupan baru".

Ramalan serupa juga diutarakan oleh Beberapa Biksu di Tibet yang terkenal pengan penguasaan clairvoyance-nya yang sangat baik.Mereka mengatakan pada awal tahun 2012 merupakan tahun paling mendebarkan bagi umat manusia di muka Bumi,dimana pada permulaan tahun,beberapa fenomena aneh akan banyak bermunculan.Namun dalam penutupnya,Para Biksu mengatakan Bumi akan terselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang melindungi mereka secara kasat mata,sehingga memungkinkan peradaban manusia tidaklah sepenuhnya musnah.

Kalau menurutku pribadi,tidak ada seorangpun yang bisa meramalkan kapan tepatnya kiamat itu datang.Tapi dilain sisi,aq percaya akan regenarasi suatu peradaban yang diramalkan para Orang Bangsa Maya ditahun 2012 nanti.Ini bukanlah suatu kehancuran Alam semesta secara keseluruhan (Jadi belum bisa diartikan kiamat yang sebenarnya),mungkin nantinya secuil para manusia-manusia yang terselamatkan dari bencana akan kembali membangun tonggak peradaban baru yang lebih baik dan lebih bermoral daripada kita.Wallahualam bi shawab.Tapi intinya,mau kiamat itu datangnya kapan,pokoknya mulai sekarang kita harus wajib bertobat dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.


Pada artikel diatas,aq menuliskan mengenai penyelarasan Galaksi (Galatic Synchronization) yang diramalkan bangsa Maya akan benar-benar memasuki tahap puncaknya di tahun 2012 nanti. Telah aq uraikan juga pada artikel sebelumnya, bahwa siklus penyelarasan Galaksi ini memang terjadi setiap 5125 tahun sekali,titik permulaannya adalah pada tahun 3113 SM dan mencapai titik puncaknya di tahun 2012 M (3113 + 2012 = 5125). Selama siklus besar ini berjalan, setidaknya ada 13 tahap paling utama yang dilalui oleh kehidupan Manusia diantara jenjang waktu 5125 tahun itu.

Berikut ini aq coba uraikan ke-13 tahap itu :



Perhatikan tabel 13 siklus perputaran Baktum diatas,
Tahap paling awal dari siklus tersebut dimulai dari yang paling kiri yaitu Baktun of The Star Planting,kemudian dilanjutkan oleh tahap berikutnya sampai ahirnya memasuki tahap ahir yang disebut Baktun Transformation of Matter (paling kanan).

Pada setiap Baktun terdiri dari 144,000 hari.Namun sampai saat ini belum ada kepastian mengenai kapan tepatnya tanggal perputaran Baktun ini dimulai.Para Sarjana banyak yang berbeda pendapat mengenai hal ini,ada yang mengatakan mulai bergulir pada tanggal 13 Agustus 3113 SM,ada juga yang mengatakan 11 Agustus 3113 SM.

Nantinya,disetiap Baktun akan diuraikan beberapa kejadian besar yang pernah dan yang akan dilalui oleh peradaban manusia ke-5 dibumi ini,yaitu dimulai dari Baktun pertama (3113 SM) sampai Baktun paling puncak/terakhir (2012 M).

Berikut ini aq coba tampilkan rentetan Kejadian-kejadian besar tersebut secara berurutan : (sengaja engga' aq jabarkan secara spesifik,soalnya panjang buanget & cape' ngetiknya T_T)
(Sambil dicocokin dengan tabel diatas yah.....:)

1.Baktun 0 = "Baktun of the Star Planting" (Periode 3113-2718 SM) 13.0.0.0.0
*Masuknya Bumi pada "Galactic Synchronization Beam" tahap awal
*Masuknya Bumi pada siklus "Star transmission" baru di alam semesta
*Peradaban manusia baru (ke-5) dimulai
*Bangsa Mesir Kuno muncul 3100 SM
*Expansi Sumeria 3000 SM
*Kontruksi awal Pembangunan Stonehenge dimulai 2800 SM

2.Baktun 1 = "Baktun of the Pyramids" (Periode 2718-2324 SM) 1.0.0.0.0
*Konstruksi awal pembangunan Great Pyramid Giza 2700-2600 SM
*Penyebaran Peradaban Sumeria di Timur Tengah
*Pengembangan perkakas Perunggu
*Peradaban Harapa India dimulai
*Masa becocok tanam berkembang pesat di China,Mesoamerica,dan Andes

3.Baktun 2 = "Baktun of the Wheel" (Periode 2324-1930 SM) 2.0.0.0.0
*Roda ditemukan
*Alat transportasi beroda muncul
*Code hukum ditulis
*Mulainya Imperium Babilonia pertama
*Era of Legendary Emperors China
*Peradaban Minoa,Crete dimulai

4.Baktun 3 = "Baktun of the Sacred Mountain" (Periode 1930-1536 SM) 3.0.0.0.0
*New Kingdom di Mesir
*Kerajaan Mesir mengabadikan mengenai kekuasaan keturunan Raja,memperkuat pola defensif territorial sebagai norma untuk kehidupan yang beradab
*Hancurnya peradaban Minoan (peradaban indus) oleh Bangsa Arya

5.Baktun 4 = "Baktun of the Shang" (Periode 1536-1141 SM) 4.0.0.0.0
*Dinasti Shang China berdiri,doktrin pengucapan Yin Yang,Kemajuan pengetahuan akan pengolahan perunggu
*Peradaban Vidic India dimulai
*Kemunculan Peradaban Chavin,Olmec,Mesoamerica
*Masa kenabian Ibrahim sampai Musa
*Munculnya peradaban Mesopotamia

6.Baktun 5 = "Baktun of the Imperial Seal" (Periode 1141-747 SM) 5.0.0.0.0
*Imperium Babilonia-Assyirian dimulai
*Perkenalan persenjataan Besi
*Kenaikan mycenean Yunani di Mediterania
*Awal Dinasti Chou di China
*Kuda digunakan pertamakali untuk berperang,dan munculnya pola gemar berperang pada setiap kerajaan

7.Baktun 6 = "Baktun of the Mind Teachings" (Periode 747-353 SM) 6.0.0.0.0
*Gelombang periode pertama Peradaban Maya di Mesoamerika
*Imperium Persia dimulai
*Zaman-zaman bagi para filusuf Yunani (Plato,Socrates dan Aristoteles)
*Six Schools of Vedic thought
*Mahavira dan Budha,kehidupan Confucius,Lao Tze,Chang Tzu di China
*Sistem Kalender Bangsa Maya diciptakan

8.Baktun 7 = "Baktun of the Annoited One" (Periode 353 SM - 41 M) 7.0.0.0.0
*Alexander The Great,Rise of Rome
*Teknologi Besi diperkenalkan
*Permulaan Dinasti Han
*Konstruksi The Great Wall China
*Penyebaran Budha sebagai Agama Cosmopolitan di India sampai Central Asia
*Masa Kenabian Isa Almasih/Yesus Kristus
*Difusi Olmec dan permulaan dari Teotihuacan

9.Baktun 8 = "Baktun of The Lords of Red and Black" (Periode 41-435 M) 8.0.0.0.0
*Konstruksi ahir Piramida Teotihuacan
*Konsolidasi rezim kebudayaan Mesoamerika
*Ajaran Lord and Black pertama muncul di Quetzalcoatl
*Peradaban Nazca dan Easter Island
*Ekspansi dan masa kemunduran Kerajaan Romawi
*Munculnya Kristen sebagai suatu keyakinan/agama
*Dinasti Han runtuh
*Budha tersebar ke wilayah Asia Tenggara

10.Baktun 9 = "Baktun of The Maya" (Periode 435-830 M) 9.0.0.0.0
*Gelombang kedua Galactic Maya Civilization
*Masa Kenabian Muhammad SAW dan munculnya Islam sebagai suatu keyakinan/agama
*Kristen menyebar ke Eropa,Kristen Romawi di Eropa Barat dan Ortodoks di Eropa Timur
*Hindu menjadi agama dominan di India
*Ajaran Budha tersebar ke wilayah Korea dan Jepang
*Masa Dinasti T'ang
*Kejayaan Kerajaan2 di wilayah Asia Tenggara,Indonesia
*Kedudukan penting Tiahuanaco,Andes
*Munculnya peradaban Polinesia,Oceania dan Nigeria

11.Baktun 10 = "Baktun of the Holy Wars" (830-1224 M) 10.0.0.0.0
*Kehancuran Peradaban Maya dan Central Mexico
*Masa keemasan peradaban Toltecs
*Munculnya peradaban Chimu di Andes
*Perang salib
*Berjayanya peradaban Tibet
*Munculnya Peradaban Khemer di Asia Tenggara

12.Baktun 11 = "Baktun of Hidden Seed" (1224-1618 M) 11.0.0.0.0
*Penyebaran Islam Ke India , Asia Tenggara , dan Afrika Barat
*Kejayaan Orang-orang Turki
*Puncak perkembangan Kristen di Eropa Barat
*Puncak perkembangan Kristen Ortodoks di Eropa Timur
*Peradaban Eropa berhasil menaklukkan Bangsa Inca dan Aztec

13.Baktun 12 = "Baktun of The Transformation of Matter" (Periode 1618-2012 M) 12.0.0.0.0
*Zaman Imperialisme dan Kapitalisme
*Revolusi Industri
*Revolusi Amerika
*Kolonialisme di Afrika,Amerika Latin dan Asia
*Revolusi Prancis
*Industrialisasi di Jepang
*Paham Marxisme oleh Karl Marx
*Revolusi Komunis Rusia dan China
*Perang Dunia 1 dan 2 meletus,era bom atom
*Era Nuklir dimulai
*Teror mulai merajalela secara global
*Kejayaan Islam dan Munculnya kekuatan baru di India dan Timur Tengah
*Mulai tidak stabilnya peradaban di Bumi
*Bumi memasuki era ahir global regeneration
*Bumi memasuki Zona Photon tahap ahir
*Ahir Galactic Synchronization (December 2012)

Jika kita lihat dari siklus Baktum diatas,maka benar tahun 2012 merupakan titik ahir dari Galactic Synchronization dan Zona Photon.Coba perhatikan pada uraian Baktun 12 diatas,yang aq garis bawahi dari Era Nuklir dan Ahir Galctic Sychronization merupakan tahun dimana saat ini kita masih bernafas,sampai jangka waktu tahun2 kedepannya (2008-2012).

Mungkin pengetahuan yang akan aq jabarkan dibawah ini masih sangat asing kita dengar,namun tidak ada salahnya kan aq uraikan untuk memperluas wawasan kita :)

Zona Photon adalah daerah yang terdiri dari partikel cahaya photon. Cahaya photon adalah akibat dari tabrakan anti elektron dengan elektron. Tabrakan itu menyebabkan kedua partikel itu saling menghancurkan yang kemudian menimbulkan energi photon atau partikel cahaya. Kelak kemudian hari photon akan menjadi sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi, selain energi nuklir tentunya.

Sebenarnya ada suatu rahasia alam semesta yang selama ini mungkin belum diketahui oleh banyak orang.
Seperti yang kita ketahui,bahwa setiap sistem galaksi dan tata surya tentu mempunyai suatu pusat,misalnya Galaksi Bima Sakti kita (The Milky Ways) yang berpusat pada Matahari.
Tapi tahukah, bahwa selain berotasi mengelilingi matahari,konon Bumi juga mengintari suatu matahari pusat alam semesta (Central Sun) yang berada pada gugus bintang Pleiades.
Semua bintang dan planet di alam semesta,tak terkecuali Matahari juga berputar mengitari Central Sun.Para Astronom menamai Central Sun ini ALCIONE.



Perhatikan pada gambar diatas,titik pusat lingkaran digambarkan sebagai Central Sun Alam Semesta (ALCIONE),semua gugus Bintang ( baik itu Taurus,Libra,dsb) yang disetiap gugusnya terdiri dari ber-triliyun2-an Bintang2 dan Planet2, wajib berotasi mengelilinginya.


Galaksi Kita (The Milky Ways) berikut planet-planetnya termasuk bumi memerlukan waktu 25.860 tahun untuk mengitari ALCIONE itu, maka tiap 12.500 tahun tata surya kita bertabrakan dengan Zona Photon. Untuk melintasi Zona Photon diperlukan 1000-2000 tahun.

Sejak 1961 tata surya kita sudah mulai memasuki Zona Photon. Dan akan berada di pusatnya pada tahun 2011-2012. Masuknya tata surya kita ke dalam zona photon akan memberikan dampak peningkatan frekwensi getaran bumi dan peningkatan kesadaran manusia, yang selanjutnya memicu perubahan besar dalam kehidupan di planet bumi.

Lalu apakah yang terjadi pada Bumi disaat masa-masa transisi tersebut?

Di tepi Zona Photon terdapat suatu dinding pembatas yang disebut Zona Nil. Di Zona Nil tersebut terjadi kompresi energi yang sangat dahsyat, di mana medan magnetik sangat padat sehingga segala sesuatu yang melintasi Zona tersebut pasti mengalami perubahan.
Berarti juga medan magnetik bumi dan matahari akan berubah mengalami jenis magnetik yang baru., yakni magnetik interdimensional yang mengakibatkan perubahan drastis pada medan elektrik magnetis dan gravitasional bumi. Dapat dibayangkan pengaruhnya pada semua alat listrik yang kita kenali sekarang, semua tak akan berfungsi, Mobil dan pesawat tak dapat distarter, Pendingin ruangan akan mati total, Lampu-lampu listrik tak lagi menyala.

Selain itu,dampak peningkatan frekwensi getaran alam akibat energi photon akan meningkatkan aktivitas gelombang laut, gunung berapi, gempa bumi, perubahan cuaca/ilklim, pemanasan global dan terciptanya lobang-lobang ozon.

Diperkirakan penghuni bumi menghadapi suatu kehidupan dan kegelapan yang tak bisa dipahami diantara ahir Zona Photon nanti (2011-2012).

Hari 1-2: Matahari tidak bersinar dan bumi menjadi gelap gulita dan dingin yang dahsyat.

Hari 3-4: Tampak cahaya temaram, bagai fajar, bintang-bintang mulai muncul di langit

Hari 5-6. Menghadapi hari yang bercahaya benderang selama 24 jam terus menerus. Seluruh mahluk bangkit dengan semangat baru.Menerima energi baru. Kemampuan Supranatural muncul suatu Era zaman baru

Tanda-tanda taransisi mudah kita lihat dengan berbagai rentetan peristiwa yang ditayangkan media massa maupun media elektronik.
Hidup yang semakin sulit dan banyak tantantangan dan masalah, masa depan yang suram, kehidupan sosial politik dan ekonomi yang hiruk pikuk dan heboh. Banyak orang yang gelisah dan dirundung kecemasan, dan tekanan jiwa, gelisah, kekalutan mental, tindakan kekerasan, kekejaman, atau pemberontakan untuk mencapai kebebasan dan reformasi.(Zaman Edan telah mencapai puncaknya)

Zona Photon dikenal juga dengan sebutan Nebula Emas. Dimana manusia akan menikmati zaman keemasan. Manusia-manusia yang dapat tetap hidup dan lolos dari tahap ahir Galactic Synchronization nanti akan memiliki tingkat kesadaran yang super . Mungkin inilah saatnya yang dinyatakan dalam Al-Qur'an maupun Bible bahwa manusia akan berubah dalam sekejap mata.

Kemampuan-kemampuan spiritual seperti telekenensis, clairvoyance, clairaudience dan kemapuan-kemampuan spiritual yang hanya dimiliki orang-orang tertentu akan menjadi milik setiap orang. Penghubi bumi akan menjadi mahluk superneing, atau manusia super.

Badan jasmani manusia yang berhasil melampaui masa transisi dan tetap hidup, akan mengalami perubahan. Kebutuhan jasmani juga berkurang, tidak seperti manusia jaman sekarang yang terlalu banyak menuntut gaya hidupnya. Kehidupan di Zaman Baru akan memberikan kekuasaan manusia berkesempatan dan berkemampuan untuk meremajakan diri jasmaninya dan hidup tanpa batas waktu.

Bangsa Manusia Baru akan mempunyai pemimpin yang memiliki kesadaran multidimensional, memimpin manusia menuju kehidupan yang damai, sejahtera, dan bahagia sesuai dengan rencana Tuhan Sang Maha Pencipta.

Sejarah planet bumi dan asal-usul manusia akan terungkap. Sejarah yang selama ini dibayangkan atau ditemukan oleh ahli-ahli sejarah sangat berbeda dengan kejadian yang sesungguhnya.Akhirnya manusia akan memahami jati dirinya, tahu siapa dirinya di masa silam dan apa tugas serta takdirnya, tidak semata-mata sebagai manusia bumi, tetapi sebagai manusia galaktik yang memiliki kesadaran kosmik.

sumber :
http://unik77.blogspot.com/2008/09/2012-hari-kiamat-bagian-i.html
http://unik77.blogspot.com/2008/09/2012-hari-kiamat-bagian-2.html
(dari berbagai sumber)
2012-hari-kiamat-bagian-2.html

Pendidikan menurut Dalai Lama

kutipan dari buku Ancient Wisdom Modern World, Elex Media Komputindo, halaman 181




Pikiran manusia (lo) adalah sumber dan apabila diarahkan dengan tepat juga merupakan solusi bagi masalah kita. Mereka yang berpendidikan tinggi namun tidak memiliki hati yang baik dapat menjadi mangsa yang empuk bagi kecemasan dan keresahan karena keinginan yang tak terpenuhi. Sebaliknya, pemahaman murni tentang nilai-nilai spiritual justru memiliki dampak yang berlawanan. Bilamana kita mendidik anak-anak kita meraih ilmu pengetahuan tetapi tanpa rasa iba (belas kasihan), maka sikapnya terhadap sesama mungkin akan menjadi campuran dari rasa iri terhadap orang yang melebihi mereka dan persaingan yang agresif terhadap rekan sebayanya, juga mencemohkan mereka yang kurang beruntung. Ini akan menuntun kepada kecenderungan bersifat tamak, penuh prasangka, berlebihan, dan cepat merasa tidak bahagia. Ilmu pengetahuan memang penting. Ini bergantung pada hati dan pikiran pemakainya.



Pendidikan lebih dari sekadar memisahkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk meraih tujuan yang sempit. la juga membuka mata seorang anak bagi kebutuhan dan hak-hak sesamanya. Kita harus menunjukkan kepada anak-anak bahwa aksi mereka akan memiliki dimensi universal. Dan kita harus menemukan cara untuk membangun rasa simpati mereka yang wajar supaya mereka memiliki rasa tanggung jawab terhadap sesama. Karena inilah yang sebenarnya mencetuskan tindakan kita. Memang, kalau kita harus memilih antara pengetahuan dan kebajikan, maka yang terakhir itu lebih bernilai. Hati yang baik, yang merupakan buah dari kebajikan, adalah manfaat yang besar bagi kemanusiaan. Hanya ilmu pengetahuan semata, tidaklah bermanfaat.



Lalu, bagaimana seharusnya kita mengajarkan moralitas kepada anak-anak kita? Saya merasa bahwa, pada umumnya, sistem pendidikan yang modern biasanya mengabaikan pembahasan tentang masalah-masalah etika. Ini mungkin tidak dimaksudkan hanya
sebagai produk sampingan dari realitas sejarah. Sistem pendidikan duniawi dikembangkan justru ketika institusi-institusi religius masih amat berpengaruh di seluruh lapisan masyarakat. Karena nilai-nilai etis dan manusiawi sebelumnya masih dianggap termasuk dalam ruang lingkup agama maka diperkirakan segi dari pendidikan anak ini otomatis akan terpelihara melalui pendidikan agama, baik bagi anak pria maupun wanita. Semua ini berfungsi dengan baik hingga pengaruh agama mulai surut. Walaupun kebutuhannya masih ada namun tidak terpenuhi, kita harus menemukan sejumlah cara lain dalam menunjukkan kepada anakanak bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar itu penting. Dan kita juga harus membantu mereka untuk mengembangkan nilai-nilai tadi.



Akhirnya, tentu saja, pentingnya kepedulian terhadap sesama dipelajari bukan dari kata-kata melainkan dari aksi/tindakan: panutan yang kita peragakan. jadi, lingkungan keluarga itu sendiri adalah komponen yang sangat vital dalam pendidikan anak-anak. Jika atmosfir peduli dan welas asih absen dari rumah, jika anak-anak diabaikan oleh orang tua mereka, maka dapat dipastikan akan ada dampak yang merugikan. Anak-anak cenderung merasa tak berdaya dan tidak aman, dan pikirannya sering tersiksa. Sebaliknya, apabila anak-anak menerima kasih sayang yang tetap dan perlindungan, mereka cenderung untuk menjadi kian bahagia dan lebih percaya diri dalam kemampuannya. Kesehatan fisik mereka juga cenderung kian membaik. Dan, kita merasa bahwa mereka peduli bukan saja pada dirinya sendiri tetapi juga pada sesama. Lingkungan rumah juga penting karena anak-anak akan belajar tingkah-laku yang negatif dari kedua orang tuanya. Kalau, misalnya, si ayah selalu bersitegang dengan para rekannya, atau kalau ayah dan ibu selalu berdebat kusir, maka walaupun pada awalnya si anak mungkin merasa ini tidak menyenangkan, lambat-laun mereka dapat memahami bahwa itu wajar-wajar saja. Pelajaran seperti ini kemudian akan dibawa ke luar rumah dan ke dunia.



Sudah menjadi rahasia umum bahwa apa yang dipelajari anak-anak tentang tingkah-laku etis di sekolah harus dipraktikkan lebih dahulu. Di sini, para guru memiliki tanggung jawab khusus. Melalui tingkah laku mereka sendiri, mereka dapat membuat anak-anak mengingat mereka sepanjang hayat. Jika tingkah laku ini dijadikan prinsip, didisiplinkan, dan dituangkan menjadi belas kasihan maka nilai-nilai mereka akan tertanam di benak si anak. Karena, pelajaran-pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru dengan motivasi yang positif (kun long) akan meresap lebih dalam di benak para siswanya. Saya tahu ini dari pengalaman saya sendiri. Sebagai bocah, saya sangat malas. Namun, ketika saya mulai menyadari adanya kasih sayang dan kepedulian dari para pembimbing saya, pelajaran-pelajaran mereka pada umumnya akan meresap lebih dalam daripada jika salah satu dari mereka bersikap kasar atau tidak berperasaan ketika itu.



Sejauh itu menyangkut kekhususan pendidikan, itu adalah bidangnya para ahli. Karena itu, saya ingin membatasi diri pada sejumlah saran. Urutan pertama adalah dalam upaya membangkitkan kesadaran para kawula muda tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar, lebih baik tidak menyajikan masalah-masalah sosial melulu sebagai persoalan etis atau sebagai masalah religius. Penting untuk menekankan bahwa apa yang kita pertaruhkan sama dengan kesinambungan hidup kita. Dengan cara ini, mereka akan dapat melihat bahwa masa depan terletak di tangan mereka sendiri. Kedua, saya yakin benar bahwa dialog dapat dan harus diajarkan di kelas. Menyuguhi para siswa dengan masalah kontroversial dan meminta mereka memperdebatkan adalah cara yang indah untuk memperkenalkan mereka dengan konsep memecahkan konflik tanpa kekerasan. Memang, orang akan berharap bahwa jika sekolah-sekolah menjadikan hal ini prioritas utama maka ia. akan memiliki dampak yang bermanfaat bagi keluarga itu sendiri. Saat melihat orang tuanya bertengkar, seorang anak yang telah memahami nilai sebuah dialog secara naluriah akan berkata, "Oh, bukan. Bukan begitu caranya. Kalian harus bicara, memperbincangkan sesuatu dengan layak."



Akhirnya, penting pula bagi kita untuk menghapus semua kecenderungan yang mengajarkan sesama dalam cahaya yang negatif, dari kurikulum sekolah. Tak diragukan lagi, dalam sejumlah bagian dunia pengajaran sejarah, misalnya, justru memelihara sikap munafik dan rasisme terhadap masyarakat lain. Tentu saja ini keliru. la tak menyumbangkan apa pun bagi kebahagiaan manusia. Sekarang terlebih lagi kita perlu memperlihatkan kepada anak-anak kita bahwa perbedaan antara "negeri kita" dan "negeri Anda", "agama saya" dan "agama Anda", hanyalah pertimbangan kedua. Sebaliknya, kita harus mendesakkan pengamatan bahwa hak saya bagi kebahagiaan sama kadarnya dengan hak sesama. Bukannya saya berkeyakinan bahwa kita harus mendidik anak-anak agar meninggalkan atau mengabaikan kultur dan tradisi sejarah mereka. Sebaliknya, yang penting adalah menanamkan hal ini ke dalam benak mereka. Baik bagi anak-anak untuk mencintai negaranya, agama mereka, kultur mereka, dan seterusnya. Namun bahaya akan datang jika hal ini berkembang menjadi nasionalisme yang kerdil, etnosentrisitas, dan kemunafikan religius. Contoh Mahatma Gandhi amat penting di sini. Walaupun dia mengenyam pendidikan Barat yang tinggi, dia tidak pernah melupakan atau menjadi terasing dari kekayaan warisan kultur India miliknya….

Gerak Mundur

Sungguh tak bermaksud menghina bangsa sendiri.

Tapi, apalah jadinya suatu bangsa yang kehilangan daya refleksivitasnya? Sudah pasti, bangsa itu akan kehilangan wahana pembelajaran untuk menakar, memperbaiki, dan memperbaharui dirinya sendiri.



Oleh Yudi Latif



Tanpa kapasitas pembelajaran, suatu bangsa bergerak seperti zombie. Pertumbuhan penampilan fisiknya tak diikuti perkembangan rohaninya. Tampilan luar dari kemajuan peradaban modern segera kita tiru, tanpa penguasaan sistem penalarannya.

Sebagai pengekor yang baik dari perkembangan fashion dunia, kita sering merasa dan bergaya seperti bangsa yang maju. Padahal, secara substantif, tak ubahnya bak Peterpan yang mengalami fiksasi ke fase "kanak-kanak' (jahiliyah). Bahkan bisa lebih buruk lagi.

Dalam strategi kebudayaan, kita cenderung mempertahankan yang buruk dan membuang yang baik.

Kian hari, penduduk kota-kota metropolitan di Indonesia kian terperangkap dalam jejaring kellihan. Bersama eskalasi pertumbuhan supermal yang dibangun di sembarang tempat, rongga-rongga "agora" (ruang publik) sebagai arena belajar kolektif, pertukaran pikiran, dan kreativitas budaya kian menyempit.



Ruang publik, yang diidamkan oleh Habermas, sebagai arena perbincangan rasional, bebas dan sederajat tanpa terhambat oleh ketidaksetaraan dalam kuasa uang, kian terpinggirkan oleh penetrasi kapital. Tanpa ruang publik yang sehat, kota-kota besar di Indonesia tak bisa tumbuh sebagai polis-polis berperadaban tinggi seperti Venice atau Paris. Tetapi, ia berhenti sebagai 'hutan' beton yang menjadi situs yang nyaman bagi perkembangbiakan apa yang disebut Al-Farabi sebagai "kota Jahiliyah" (almudun al-jahiliyyah).

Cucu abad pencerahan

Ini gerak mundur dalam perkembangan peradaban kita. Kota-kota besar (modern) seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan, semula tumbuh sebagai cucu kandung dari spirit pencerahan di Eropa. Bersama konsolidasi kekuasaan kolonial Belanda pada abad ke-19, ruang publik dan institusi sosial gaya "pencerahan' mulai disemai di Nusantara. Sekolah dasar ala Eropa, mulai didirikan di Weltevreden (Menteng), Jakarta pada 1817. Pada tahun yang sama Kebun Raya di Buitenzorg (Bogor) dan institut-institut yang terkait dengannya didirikan. Seiring dengan itu, klub-klub social (societeit) tumbuh di beberapa kota: Harmonie dan Concordia di Jakarta, De Vereeniging di Yogyakarta, serta beberapa yang lainnya di Surabaya dan Bandung. Kelahiran dari institusi-institusi ini bersamaan dengan munculnya media cetak, jurnal-jurnal ilmiah Belanda (baik yang diterbitkan di Hindia maupun yang diimpor dari Eropa), dan juga perpustakaan serta rumah penerbitan dari klub-klub sosial tersebut.



Bentuk-bentuk sosiabilitas baru ini, beserta infrastruktur pengetahuan dan ruang publik yang menyertainya, memungkinkan kota-kota merkantil di Nusantara terekspos pada lalu lintas informasi, pengetahuan, dan budaya global yang memberi dasar bagi pertumbuhan kota-kota kosmopolitan berperadaban tinggi.

Pencapaian kekayaan
tanpa meritokrasi,
melahirkan budaya korup,
kedangkalan apresiasi
budaya dan
anti-intelektualisme.



Kenanglah mutu pendidikan yang dihasilkan. Untuk tingkat sekolah dasar saja (seperti ELS), murid telah diberi beberapa bahasa asing. Untuk sekolah menengah (semacam HBS), kurikulumnya sangat ketat, tak kalah hebat dari pendidikan Eropa, dengan tingkat kegagalan yang tinggi bahkan untuk orang-orang Belanda sendiri. Toh dengan mutu setinggi itu, putra Indonesia seperti Agus Salim mampu tampil sebagai lulusan terbaik dari seluruh HBS yang ada; memberi bukti bahwa jika mendapat wahana pembelajaran yang baik, manusia Indonesia pun bisa berprestasi.



Kenanglah kualitas dan kuantitas penelitiannya. Dr Eijkman, pemenang Hadiah Nobel bidang sains pada 1929, melakukan penelitiannya di Indonesia, malah pernah memimpin Laboratorium Anatomi Patologis dan Bakteriologi (berdiri 1886) di negeri ini. Jangan lupa, para pemilik perkebunan berperan aktif dalam mempromosikan pusat-pusat penelitian. Sebagai contoh, Observatorium Bosscha di Bandung (didirikan oleh seorang pemilik perkebunan teh), Institut Penelitian Karet di Bogor (oleh asosiasi perkebunan karet)



Hingga akhir 1930-an, setidaknya telah berdiri 26 institut penelitian bereputasi tinggi. Ketika terjadi depresi ekonomi dunia pada 1930-an, banyak ilmuwan terbaik Eropa dan Amerika Serikat yang hijrah ke Indonesia, dan menemukan apa yang mereka sebut sebagai the scientific paradise. Tidaklah mengherankan jika jurnal-jumal ilmu pengetahuan yang terbit di Indonesia waktu itu sangat terkenal di seantero dunia, terutama yang berkaitan dengan penelitian tanaman tropis. Bahkan ketika Jepang masuk, sebuah perpustakaan di New York sengaja didirikan untuk terus mengoleksi karya-karya ilmiah dari Indonesia.


'Respublica Litterarial'

Kenang pula inisiatif pemerintah untuk mendorong minat tulis dan baca. Pendirian Balai Pustaka dengan proyek penerjemahannya pada 1917 memberi contoh hal itu. Apa pun agenda tersembunyi di balik pendiriannya, keberadaan BP berperan penting dalam penyediaan bahan-bahan bacaan yang murah bagi khalayak umum di Hindia.



Selain itu, BP juga berfungsi sebagai medan permagangan bagi para literati 'Bumiputera' un tuk meniru tradisi kesusastraan Barat. Proses peniruan ini membuka jalan bagi keterpautan literati Hindia ke dalam semangat universal 'Respublica litteraria'.

Alhasil, seiring dengan pertumbuhan kaum borjuis di perkotaan, tumbuh pula kantong-kantong kreativitas ilmu dan budaya. "Kelas tinggi" menjadi penyangga dari "budaya tinggi". Tak mengherankan jika kualitas peradaban kita menjadi ukuran kemajuan, setidaknya untuk kawasan Asia Tenggara.



Bandingkanlah dengan Malaysia. Hingga awal abad ke-20, kota-kota pantai di negeri ini lebih banyak dihuni oleh orang Eropa, China dan pendatang lainnya. Karena infrastruktur pengetahuan terbaik didirikan di kota-kota, bangsa Melayu jauh terbelakang dalam segi pendidikannya. Kelak, kehendak untuk memajukan bangsa Melayu mendorong pemerintahnya, untuk mendatangkan tenaga-tenaga pengajar dari Indonesia yang lebih maju dan lebih diterima karena kedekatan kulturalnya.



Tetapi, perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini sungguh melenceng dari bangun arsitektur awalnya. Ledakan orang-orang kaya baru (kelas tinggi) di perkotaan tak diikuti oleh pertumbuhan "budaya tinggi". Pencapaian kekayaan tanpa meritokrasi melahirkan budaya korup, kedangkalan apresiasi budaya dan anti-intelektualisme.



Rapuhnya infrasruktur kognitif masyarakat membawa konsekuensi melemahnya kapasitas diskursus kritis pada tingkat political society, bahkan di lingkungan civil society. Jika gerak mundur ini terus dibiarkan, trayek sejarah Indonesia akan terus bergerak secara tak waras: mempertahankan yang buruk, membuang yang baik.

Pendidikan dan Budaya Tak Terpisahkan

BANDUNG, (PR).-
Pendidikan merupakan proses membudayakan manusia sehingga pendidikan dan budaya tidak dapat dipisahkan. Demikian dikatakan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Sunaryo, pada sarasehan dan diskusi panel bertajuk "Strategi Pembangunan Jawa Barat Berbasis Budaya dan Pendidikan Berkualitas untuk Pengentasan Kemiskinan" di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Jalan Dr. Radjiman No.6 Bandung, Rabu (11/1).
Menurut Sunaryo, gerakan budaya yang harus dikembangkan, antara lain, jangan termakan budaya global, membudayakan belajar, dan membudayakan baca-tulis. "Yang tidak kalah penting adalah keteladanan dan budaya lisan (dialog)," ujarnya.



Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Ir. Setia Hidayat. Jawa Barat, katanya, diakui kaya akan budaya luhur, tetapi jarang digali oleh masyarakat Jawa Barat sendiri. "Tidak match kalau orang Jawa Barat pakai basis budaya orang lain," tandasnya. Selama ini, pendidikan yang diterapkan di Indonesia masih memakai metode asing tanpa peduli dengan budaya lokal. Menurut Setia Hidayat, ini yang membuat bangsa Indonesia secara spiritual tidak kuat.
"Seharusnya, dengan metode yang berbasis budaya kita sendiri, seperti silih asih, asah dan asuh, Jawa Barat dapat meningkatkan IPM," tuturnya. Sekda berpendapat, banyak orang yang tidak lagi mengenal budaya sendiri karena takut dianggap primordialisme. Sehingga, lanjutnya, budaya lokal sering dilecehkan.



Sekda mengatakan, budaya lokal seharusnya digali untuk menyaring budaya asing. Hal tersebut dibenarkan oleh Tjetje Hidayat Patmadinata. Menurut Tjetje, "Seni dan sastra Sunda wajib diajarkan kepada siswa." Lemahnya nilai budaya lokal membuat masyarakat Indonesia menjadi orang lain. Padahal, suatu bangsa dapat maju jika masyarakatnya menjunjung tinggi budaya lokal. Penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia, kata Tjetje, adalah dengan kembali ke jati diri sendiri. "Setidaknya, pendidikan mengandung unsur logika, etika dan estetika. Sayangnya, anak didik kita lebih banyak menyerap logika, sedangkan etika dan estetika terabaikan," katanya.



Rendahnya mutu pendidikan juga diakuinya sebagai akibat sikap bangsa yang masih 'menomorsekiankan' pendidikan. "Jadi beginilah kualitas masyarakat kita," tuturnya. Selain itu, budaya banyak diskusi, tetapi tanpa follow-up, juga membuat masalah semakin berat.



Sementara, Dra. Hj. Popong Otje Djundjunan mengatakan, perempuan memegang peranan penting dalam proses pendidikan. "Mendidik satu pria sama dengan mendidik satu manusia, tapi mendidik satu perempuan sama dengan mendirikan sekolah," ujarnya.



Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dr. Dadang Dally mengatakan, lambannya pemerataan pendidikan di Jawa Barat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, budaya, dan geografisnya. Ekonomi yang masih lemah membuat anak-anak usia sekolah tidak sempat mengenyam pendidikan. Upaya menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan merupakan hal penting juga masih belum berhasil. "Sekolah juga belum merata di seluruh kecamatan, jadi masyarakat di pedesaan harus ke kota kalau mau sekolah," kata Dadang. (A-155)***



http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/13/0701.htm

Doktor Kucing

FENOMENA "doktor kucing" telah merebak hampir di segenap pelosok dunia. Majalah Reader's Digest edisi Amerika Serikat, Mei 2005, mengangkatnya sebagai berita utama. Dikisahkan tentang tawaran gelar Doktor (HQ PhD MSc MBA dan semacamnya. bagi siapa saja yang berminat hanya dengan mengisi formulir dan membayar ongkos administrasi beberapa ratus dolar.



Seorang yang sekadar iseng mengisi formulir dengan nama kucing piaraannya dan mengirimnya beserta selembar cek 200 dolar. Ternyata berhasil, ijazah doktor buat si kucing diperolehnya dalam waktu singkat. Dari kisah inilah muncul istilah "doktor kucing".



Di Indonesia, kejadian serupa telah cukup lama berlangsung. Pejabat tinggi pemerintah, pengusaha besar, direktur konsultan, tokoh masyarakat, wakil rakyat, jenderal, ketua yayasan, pimpinan pondok pesantren, rektor perguruan tinggi, hampir semuanya dapat tawaran untuk memperoleh gelar. Jenis gelarnya boleh memilih sendiri, mulai dari BSc, BBA, MA, MPA, MPL, MHA, MBA, MSc, DBA, PhD, Dr (HQ bahkan sampai profesor. Saya sendiri tidak paham gelar seperti MBL dan MHA itu dalam bidang kei1muan apa.



Yang jelas, gelar-gelar dari lembaga yang menamakan dirinya sebagai Global University, World University, atau International University itu diterima dengan gegap gempita oleh berbagai kalangan yang membutuhkan pengakuan sebagai akademisi, pemikir, ilmuwan, pakar atau cendekiawan. Kita bisa menengarai, tokoh-tokoh pemimpin di puncak pemerintahan, ulama tersohor, dai kondang, penyanyi terkenal, pengusaha sukses, bupati atau wakil bupati yang memperoleh gelar profesor, doktor, master atau bachelor itu sama sekali tidak merasa bersalah. Bahkan tampak sekali mereka amat bangga dengan gelar barunya. Apalagi yang mewisuda mereka adalah, antara lain, dua orang doktor dari mancanegara, yang memberi sambutan dalam bahasa Inggris dengan amat meyakinkan.



Acara penganugerahan gelar yang disebut dengan International Graduation pun memang mirip sekali dengan acara wisuda resmi yang berlangsung di perguruan tinggi resmi. Ada sambutan oleh senat guru besar, orasi ilmiah oleh salah seorang penerima gelar, pembacaan surat ke putusan, prosesi pelantikan, dan diakhiri dengan doa. Para penerima aneka gelar itu sungguh bangga. Katanya, mereka dinilai tidak secara akademik, tapi berdasarkan karier dan profesi mereka selama ini. Mereka tidak merasa rugi membayar belasan atau puluhan juta untuk biaya penyelenggaraan yang dinyatakan oleh panitia sebagai "acara resepsi seremonial akbar". Harap dicermati, yang saya tulis di antara tanda kutip itu persis seperti apa yang tercantum dalam surat panitia yang saya dapat.

Selain menerima ijazah lengkap dengan transkrip akademik yang mewah, setiap penerima gelar memperoleh satu buklet alumni "Inauguration: Professor Doctor, Master, Bachelor" dan satu buku berjudul Jalan Pintas Meraih Gelar karangan seorang anggota senat guru besar yang mencantumkan gelar Prof, PhD, Minst, MSc di depan dan di belakang namanya.



Dalam kata pengantar buku yang memperkenalkan gagasan "Non-Traditional Study" itu dijelaskan bahwa penggunaan kata "jalan pintas" mengandung konotasi yang positif dalam arti mencari alternatif dari yang bersifat tradisional atau turun-menurun atau adat, dengan bentuk, sifat, dan metode yang lain atau nontradisional dengan tujuan dan sasaran yang sama. Agar dapat memperoleh gelar dengan cara "nontradisional" terdapat petunjuk dengan mengisi daftar isian konsultasi untuk dikirim ke penulis buku itu.



Saya ambil contoh dua butir isian. Pertama: " Gelar apa yang menjadi minat Anda? Pilih satu atau dua dari empat pilihan ini: Associate, Bachelor, Master, Doctor." Kedua, "Berapa lama (paling lama) Anda siap meluangkan waktu untuk memperoleh gelar? Atau berapa lama waktu yang anda inginkan sampai memperoleh gelar? 1-2 bulan, 2-6 bulan, 6-12 bulan, lebih dari 18 bulan." Gila betul.



Kiranya sudah saatnva Menteri Pendidikan Nasional beserta Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi bertindak tegas. Jangan sampai fenomena doktor kucing terus merebak, karena menurut laporan sudah ada kurang lebih 15 ribu alumni di Indonesia yang memperoleh gelar melalui jalan pintas semacam ini. Bahkan ada beberapa penerima gelar dari negara jiran kita, Malaysia. Salah satunya di bulan Juni 2005, seorang CEO dari perusahaan perparkiran yang mengambil gelar PhD. Bayangkan bila sampai tersebar luas di Malaysia bahwa PhD di Indonesia bisa ditempuh hanya dalam waktu satu-dua bulan.



Yang sudah telanjur, apa boleh buat, karena mereka (para penerima gelar) mungkin tidak tahu seluk-beluk proses pendidikan di perguruan tinggi. Tapi dengan adanya Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, tidak ada lagi alasan untuk memberi toleransi atas penyimpangan dan pelanggaran yang telah terjadi selama ini. Kecuali kita ingin pemegang doktor asli yang dengan susah payah menempuh studi normal selama minimum tiga tahun disamakan dengan orang yang bergelar doktor kucing.



*) Rektor Universitas Diponegoro, Semarang

Dari Buta Huruf Samapi "Cilukba"

aat sosialisasi program pemberantasan buta aksara (17/12/2005) di Solo, Mendiknas Bambang Sudibyo menyatakan bahwa persentase penyandang buta aksara di
Indonesia sekitar 14,8 juta orang.



Oleh AGUS M. IRKHAM



Jika pernyataan Mendiknas -- sementara versi LIPI, 6,7 persen dari 220 juta jiwa total jumlah penduduk Indonesia -- bisa kita pegang, berarti pemerintah telah sukses mengentaskan penduduk buta huruf sekitar 10 persen (jumlah buta aksara di Indonesia tahun 1996 sekitar 16 persen). Dengan kata lain, jumlah penduduk yang telah melek huruf hingga akhir tahun 2004 sebesar 93,3 persen. Sunguh istimewa. Karena rata-rata di negara berkembang, hanya sekitar 69 persen.



Baik. Katakanlah kita percaya dengan data yang diberikan Mendiknas: ada lebih dari 200 juta penduduk Indonesia yang melek huruf. Akan tetapi, mengapa persentase akses masyarakat terhadap koran hanya 2,8 persen? Tahun 1999 saja, rasio jumlah penduduk dengan surat kabar di Indonesia hanya 1 : 43 alias satu surat kabar dibaca oleh 43 orang. Bandingkan dengan Malaysia (1 : 8,1), Jepang (1 :1,74), serta India (1: 38,14).



Jumlah buiku baru yang diterbitkan pun hanya 0,0009 persen dari total penduduk. Artinya, sembilan judul buku baru untuk setiap sejuta penduduk. Padahal rata-rata negara berkembang 55 per satu juta penduduk. Negara maju memiliki 513 judul buku per satu juta penduduk (Daniel Dhakidae, 1997;187). Rupa-rupanya melek huruf yang tinggi tidak selalu diikuti dengan bertambahnya jumlah buku dan media teks lainnya sebagai ukuran sahih melek budaya.



Buta huruf-budaya

Satu-satunya spasi interpretasi atas kontradiksi data tersebut adalah: besarnya angka buta huruf secara budaya. Bisa membaca, tapi jarang, bahkan tidak pernah mempraktikkan kemampuan membacanya. Salah satu sebab bisa karena bahan bacaan yang langka, susah mengakses bahan bacaan, atau karena sebagian besar waktunya digunakan untuk pekerjaan teknis yang melelahkan.



Secara personal, untuk mengetahui apakah secara budaya kita tergolong sudah melek huruf atau sebaliknya adalah dengan cara menanyakan: apakah secara rutin menulis surat pribadi (surat pembaca ke media, surat untuk teman, keluarga, dan kerabat dekat, atau menulis di buku harian)?



Lalu, apakah setiap bulannya menganggarkan sekian persen dari gaji untuk membeli buku? Apakah sudah menjadikan baca-tulis sebagai kebutuhan hidup sehari-hari, dengan membaca dan menuliskan hal-hal yang tidak hanya terbatas pada pekerjaan? Apakah kebutuhan untuk mendengar dan berbicara tidak selalu lebih besar daripada kebutuhan untuk membaca dan menulis? Jika jawaban atas serangkaian pertanyaan tersebut adalah "tidak!", maka sejatinya kita masih tergolong buta huruf secara budaya.

Akibat yang paling tampak dari buta huruf secara budaya adalah bertumbuhnya masyarakat cilukba. Istilah ini merujuk pada permainan atau simulasi ekspresi yang begitu cepat (tutup-buka muka). Pertumbuhan masyarakat semacam ini kian cepat, seiring kehadiran "guru” paling berpengaruh di abad ini: televisi! Televisi sebagai sisa-sisa ledakan besar (big bang) elektronik, terhitung telah sukses mengajari penontonnya beradab cilukba.



Dunia tanpa koherensi

Televisi menyajikan peristiwa "ini" sekarang, lantas peristiwa "itu” kemudian, meloncat ke hadapan kita sekejap, lalu menghilang lagi. Menurut Neil Postman, guru besar ilmu komunikasi dari Universitas New York, inilah yang disebut dunia di mana tidak ada koherensi maupun penjelasan yang masuk akal. Sepenuhnya berdiri sendiri. Seperti halnya cilukba, permainan untuk bersenang, televisi juga berbicara dalam satu bahasa: kesenangan (hiburan).



Pagi menyajikan berita aksi teror bom bunuh diri, yang membuat tegang, panas-dingin penonton. Malam tetap membuat penonton tegang, panas-dingin, karena sajian (musik) dangdut! Siang melarutkan penonton dalam kesedihan dengan liputan bencana tsunami di Aceh. Malam memicu adrenalin penonton dengan siaran langsung F1 (Formula Satu).



Di dalam televisi, simulasi cilukba tersebut terus berlangsung. Bahkan, kecepatannya melampaui kecepatan empati penontonnya. Akibatnya buat mereka, dangdut, F1, bencana tsunami, aksi teror bom, bermakna sama. yaitu hiburan.



Mereka mengadopsi pola cilukba televisi ke dalam keseharian-masyarakat tontonan. Budaya, komentar (lisan) jadi dominan.



Apa pun dikomentari, dari soal gosip perselingkuhan artis hingga soal rencana kenaikan gaji pegawai negeri. Gemar ngomel, tentang segala macam persoalan : mulai dari terorisme, korupsi, BBM, sinetron misteri, kuis SMS. Semua sebagai ajang katarsis (hiburan). Sekadar tahu (fakta). Tanpa bermaksud mengetahui lebih jauh, apa yang sebenarnya terjadi di balik persoalan tersebut (realita).

Mengajar Siswa Yang Beragam Dengan Aneka Cara

Dunia pendidikan sesungguhnya dipenuhi berbagai kebhinekaan. Sebab, tidak ada siswa yang punya daya tangkap, daya serap, daya pikir dan daya kecerdasan yang sama antara satu siswa dengan siswa lainnya dalam sebuah kelas atau sekolah. Untuk itu, cara mendidik pun sesungguhnya berbeda-beda tergantung tingkat kecerdasan masing-masing siswa. Namun yang terjadi selama ini adalah keseragaman tata cara pendidikan di setiap sekolah, seakan-akan semua siswa punya karakteristik yang seragam. Padahal, karakteristik setiap siswa itu amat berbeda, sehingga cara mengajarnya pun menjadi beragam. Bagaimana sebenarnya pendidikan yang berbhineka itu?
============


Dr. I Made Candiasa, M.I.Komp., dekan FPTK IKIP Negeri Singaraja, dalam sebuah orasi untuk perkenalan menjadi guru besar di kampusnya awal pekan ini mengungkapkan karakteristik siswa dalam sebuah kelas atau sekolah itu sangat beragam. Sehingga saat melakukan proses belajar-mengajar, setiap siswa sebaiknya menerima perlakuan individu dengan pendekatan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya.


Untuk itu, Candiasa yang lahir di Banjar Penasan, Klungkung 30 Juni 1960 ini menawarkan model pembelajaran yang khas dalam keberbhinekaan pendidikan. Model ini mencoba mengakomodasi perbedaan karakteristik peserta didik, agar mampu beradaptasi dengan kondisi peserta didik yang beragam.


Dosen yang juga ahli di bidang matematika ini memaparkan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan harus diakomodasi dalam pembelajaran, agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Psikologi dengan berbagai cabangnya telah mengidentifikasi sangat banyak variabel yang mengindikasikan perbedaan individu dan mempengaruhi proses belajar, seperti kecerdasan, keberbakatan, gaya kognitif, gaya berpikir, daya adopsi, ketahan-malangan, dan kemampuan awal.
Soal kecerdasan sudah sejak lama menjadi bahan pertimbangan dalam pembelajaran. Menurut Candiasa, teori faktor tunggal dari Binet-Simon mendeskripsikan kecerdasan dalam satu skor umum tunggal (overall single score) yang disebut intelligence quotient (IQ), sedangkan Spearman dengan teori dua faktor mendeskripsikan kecerdasan menjadi dua faktor kemampuan yang berdiri sendiri, yaitu faktor umum (general) dan faktor khusus (specific).


''Sekalipun teori faktor tunggal dan teori dua faktor memungkinkan penyeragaman proses pembelajaran, namun akan lebih baik jika individu dengan IQ yang berbeda mendapatkan layanan pembelajaran yang berbeda,'' kata Candiasa.
Bahkan, lanjut Candiasa, pemberagaman pembelajaran akibat perbedaan kecerdasan menguat setelah Thurstone mendeskripsikan kecerdasan dan keberbakatan (aptitude) menjadi beberapa faktor kemampuan yang dikenal dengan faktor ganda (multiple factors), yaitu kemampuan verbal (verbal comprehension), kemampuan berhitung (number), kemampuan geometris (spatial relation), kelancaran kata (word fluency), ingatan (memory), dan penalaran (reasoning).


Selanjutnya, tuntutan keberagaman pembelajaran lebih tampak lagi pada teori kecerdasan ganda (multiple intelligence) dari Gardner. Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa kecerdasan dan keberbakatan manusia terdiri atas tujuh komponen yang semiotonom, yaitu kecerdasan musik (musical intelligence), kecerdasasan bodi-kinestetik (bodily-kinesthetic intelligence), kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence), kecerdasan ruang (spatial intelligence), kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence), dan kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Nah, agar diperoleh hasil belajar yang optimal, kecerdasan yang berbeda harus mendapatkan layanan pembelajaran yang berbeda pula.



Selain kecerdasan, menurut Candiasa, gaya kognitif juga cukup kuat pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Sebagaimana disebutkan oleh Witkin yang membedakan individu berdasarkan gaya kognitifnya menjadi individu field independent dan individu field dependent.



Individu field independent cenderung berpikir analisis, mereorganisasi materi pembelajaran menurut kepentingan sendiri, merumuskan sendiri tujuan pembelajaran secara internal dan lebih mengutamakan motivasi internal. Di lain pihak, individu field dependent cenderung berpikir global, mengikuti struktur materi pembelajaran apa adanya, mengikuti tujuan pembelajaran yang ada dan lebih mengutamakan motivasi eksternal.



Gejala psikologis lain yang dapat membedakan individu dalam proses belajarnya adalah gaya berpikir. Gaya berpikir erat kaitannya dengan fungsi belahan otak. Candiasa mengutip Koestler dan Clark yang menyebut bahwa belahan otak kanan lebih bersifat lateral dan divergen, sedangkan belahan otak kiri lebih bersifat vertikal dan konvergen.



Masing-masing belahan otak bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi tertentu. Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier, dan rasional, sedangkan proses berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, divergen, dan holistik.
Daya adopsi individu juga berbeda dan juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Rogers, menurut Candiasa, membedakan individu berdasarkan daya adopsinya menjadi empat kelompok, yaitu adopter, mayoritas awal (early majority), mayoritas akhir (late majority), dan pembelot (laggard). Individu yang masuk kelompok adopter selalu mempelopori penerimaan inovasi.
Kelompok mayoritas awal memerima inovasi apabila sudah sekitar 30 persen individu lainnya menerima. Kelompok individu mayoritas akhir bersedia menerima inovasi setelah 60 persen individu lainnya. Kelompok individu pembelot adalah kelompok individu yang paling sukar menerima inovasi. Setelah itu, berawal dari kegagalan individu cerdas dan berbakat dalam usahanya, ditemukan variabel ketahan-malangan (adversity) yang dapat mempengaruhi aktivitas individu, termasuk belajar.


Ketahan-malangan adalah daya tahan individu untuk menghadapi tantangan. Di sini Candiasa mengutip Stoltz yang membedakan individu berdasarkan ketahan-malangan yang dimiliki menjadi tiga kelompok, yaitu penjelajah (climber), penunggu (camper), dan penyerah (quitter). Individu penjelajah selalu ingin maju seberapa pun hambatan yang dialami. Individu penunggu, untuk berbuat sesuatu selalu menunggu keberhasilan individu lainnya. Individu penyerah adalah individu yang tidak berusaha untuk maju dan cenderung menyerah sebelum berusaha.



Kemampuan awal peserta juga harus mendapat pertimbangan dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, perbedaan lingkungan dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan awal. Perbedaan kemampuan awal mengakibatkan perbedaan kemampuan untuk mengelaborasi informasi baru untuk membangun struktur kognitif.



Dengan melihat perbedaan-perbedaan itu rupanya dalam belajar juga dituntut individualisasi agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengakomodasi perbedaan karakteristik individu dalam pembelajaran. Permasalahan berikutnya adalah komponen-komponen pembelajaran yang mana saja dapat diadaptasikan dengan karakteristik individu yang amat beragam. (ole)

http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2006/2/3/pen1hl.HTM